Kamis, 17 Desember 2015

kaleodoskop

Kaleodeskop CV.CURUGMAS

A. Pendirian CURUGMAS pada tahun 2010, setelah perjalan yang diawali nama- 
    nama isi Kaseupuhan yang berada di Daerah Genangan Waduk Jatigede, atas     prakarsa dampingan para orang tua Sumedang. 
    Diantaranya :

     1. Wahana Pendidikan   "Sukma Gumilar", tahun 1.999
          Pemegang hak           : Ade Taryat
          Logo                         :

     2. Perdagangan Umum dan Jasa "Jati Sukma Utama", tahun 2004
          Pemegang hak           : Asep Nurhaendi.W
          Logo                         :

     3. Desainer dan Contraktor "Tri Tunggal", tahun 2005
          Pemegang hak           : Ayot
          Logo                         :

     4. Perdangan Umum dan Jasa Suvlier "Lesmana Jaya Utama", tahun 2007
          Pemegang hak           : Asep Nurhaendi.W
          Logo                         :

     5. Perdangan Umum, Jasa Suvlier dan Kontraktor  "CURUGMAS"
          Pemegang hak           : Asep Nurhaendi.W
          Logo                         :
                                           a. 2010 - 2015
Description: FINAL.jpg

                                         b. Awal 2015

B. Dokumen Pendirian CV.CURUGMAS
     ( Lihat di File bulan Oktober tahun 2015, 
                                                  dokumen Akte Pendirian CV.CURUGMAS )

C. Perjalanan Karir CURUGMAS
     ( Lihat di File bulan Oktober tahun 2015, 
                                       dokumen Pengalaman Pekerjaan CV,CURUGMAS )

D. Serba-serbi CV.CURUGMAS
     1. Sekilas berfoto ria.



     
     2. Bergaya suka




Produk By : 
cvcurugmas.blogspot.com


Rabu, 02 Desember 2015

TAMBANG EMAS TERBESAR DI DUNIA

Peringkat Tambang Emas Terbesar Dunia, Freeport ke Berapa?
Sejarah PT Freeport lahir pada 1936 lalu, melalui ekspedisi Pemerintah Hindia Belanda menemukan cadangan mineral yang disebut Ertsberg.

Indonesia masuk dalam daftar negara yang punya cadangan emas terbesar di dunia, tak lain karena perusahaan penghasil emas PT Freeport Indonesia (PTFI). Bahkan Freeport punya tambang emas terbesar di dunia, dengan produksi di 2011 mencapai 1,44 juta ounce.
Situs mengenai komoditas emas, Orobel merilis 10 tambang emas terbesar di dunia, yang mana ada tambang emas Papua di dalamnya. Berikut daftar tambang emas terbesar dunia dikutip Selasa (1/12/2015).


10. Boddington, Australia
Tambang Emas Boddington (Foto: Orobel)

Tambang emas Boddington adalah tambang terbuka yang terletak di Perth, Australia. Tambang ini utamanya menambang emas dan tembaga yang terjadi mulai tahun 1987 hingga 2001.
Penambangan di Poddington berlanjut pada 2010. Tambang yang dikelola oleh Newmont Mining ini punya simpanan emas 741.000 ounce sesuai produksi 2011.

 9. Kalgoorlie
Tambang Emas Kalgoorlie (Foto: Orobel)
Satu lagi tambang emas di Australia adalah Kalgoorlie yang dioperatori Barrick Gold, Newmont Mining.
Tambang sepanjang 3,8 km, luas 2 km dan kedalaman 400 meter ini merupakan yang terbesar di Australia, dan punya simpanan emas 750.000 ounce sesuai produksi di 2011.

8. Lagunas Norte

Tambang Emas Lagunas Norte (Foto: Orobel)
Tambang emas di Santiago de Chuco, Peru ini dikelola oleh Barrick Gold, dan punya simpanan emas 770.000 ounce. Tambang ini juga diperkirakan punya cadangan emas hingga 5,8 juta ounce. dan merupakan yang terbesar di Peru.

7. Tau Tona
Tambang Emas Tau Tona (FOto: Orobel)
Tau Tona terletak di Carletonville, Afrika Selatan yang dioperasikan oleh Anglogold Ashanti. Tau Tona adalah tambang emas bawah tanah dengan kedalaman hingga 3,9 km dan merupakan tambang emas bawah tanah paling dalam di dunia.
Tambang ini menghasilkan 15 ton emas per tahun, salah satu yang paling menguntungkan di Afrika Selatan. Tambang ini dibangun Anglo American Corporation di 1957. Di 2011, tambang emas ini berproduksi 792.000 ounce.

6. Vaal River

Tambang Emas Vaal River (Foto: Orobel)
Tambang ini terletak di Klerksdorp Afrika Selatan yang juga dioperasikan AngloGold Ashanti. Di 2011, produksi tambang emas ini mencapai 831.000 ounce.

5. Veladero
Tambang emas Veladero (Foto: Orobel)
Tambang Veladero ini terletak di San Juan, Argentina. Tambang yang dioperasikan Barrick Gold ini mulai beroperasi di 2005, dan termasuk pertambangan open pit. Cadangan emas di tambang ini diperkirakan mencapai 10 juta ounce, sementara produksi di 2011 mencapai 957.000 ounce.

4. Goldstrike
Tambang Emas Goldstrike (Foto: Orobel)
Tambang Goldstrike terletak di Eureka and Elko county, Nevada Amerika Serikat yang dioperasikan Barrick Gold. Di 2011, tambang emas di Amerika Utara ini mencapai 1,08 juta ounce.

3. Yanacocha

Tambang Emas Yanacocha (Foto: Orobel)
Tambang emas di Peru ini dioperasikan Newmont Mining, Buenaventura, Banque mondiale terletak di Peru, dan punya produksi 1,29 juta ounce di 2011.

2. Cortez
Tambang Emas Cortez (Orobel)
Tambang emas Cortez di Nevada Amerika Serikat adalah yang kedua terbesar di dunia. Di 2011, tambang emas ini memproduksi 1,42 juta ounce emas.

 1. Grasberg (FREEPORT)
Tambang Emas Grasberg (Foto: Orobel)
Tambang emas Grasberg terletak di Papua, Indonesia. Tambang emas ini lebih dikenal dengan sebutan tambang emas Freeport, karena yang mengoperasikannya adalah perusahaan produsen emas, Freeport Mcmoran Copper and Gold, melalui usahanya PT Freeport Indonesia.
Tambang Grasberg adalah tambang emas yang terbesar di dunia dan tambang tembaga ketiga terbesar dunia. Diperkirakan ada 2,8 miliar ton cadangan di dalamnya. Di 2011, Freeport memproduksi 1,444 juta ounce emas.


Sumedang, 02 Desember 2015
Diulas oleh :
A.Nurhaendi.W





Senin, 09 November 2015

5 Misteri : Tidak Bisa Dipecahkan Di Indonesia

Ada 5 Misteri Yang Tidak Bisa Dipecahkan di Indonesia

Dunia mengenal Indonesia sebagai negara kepulauan yang memiliki banyak ragam budaya. Indonesia juga surganya wisata kuliner yang unik namun tetap nikmat. Terakhir, Indonesia juga gudangnya misteri yang banyak diburu para arkeolog, hingga praktisi mistisme. Negeri yang konon gemah ripah loh jinawi ini masih mengubur misterinya. Menyimpannya rapat-rapat hingga kadang susah untuk dipecahkan.


Berikut lima buah misteri yang berasal dari masa lalu Indonesia. Para peneliti telah mengusahakan berbagai teori namun tetap gagal untuk menguak isi misteri yang sesungguhnya. Mari kita simak bersama-sama misteri apa sajakah yang belum mampu dipecahkan itu. Monggo!

1. Manusia Hobit dari Flores




Sekitar tahun 2003 silam, tepatnya di Liang Bua, sebuah gua kapur di Flores ditemukan 9 spesimen tulang yang diduga manusia jenis baru. Tubuhnya sangat kecil hingga hanya mencapai 100 cm saja. Para arkeolog dunia saling beradu argumen dan mengatakan apakah yang ditemukan benar-benar manusia atau jenis lain, mungkin hewan kera di zaman purba.

Tulang-tulang yang ditemukan memang kecil, bahkan sampai dijuluki Hobit, manusia kerdil dalam film The Lord of The Ring. Para Arkeolog belum menemukan titik temu tentang siapa gerangan makhluk yang unik ini. Beberapa teori menyebutkan jika ia manusia kuno sebelum Homo Sapien. Semuanya masuk ke Flores dan mengalami isolasi hingga tubuhnya mengerdil. Apa yang terjadi pada makhluk ini dinamai adaptasi evolusioner, dan dinamai Homo Floresiensis.

2. Suku Lingon, Manusia Bermata Biru dari Hutan Rimba Indonesia



Suku Lingon adalah sebuah suku yang tinggal di sekitar Kepulauan Halmahera bagian selatan. Mereka mendiami hutan belantara dan kadang-kadang keluar untuk mencari makan. Mereka memiliki tubuh yang besar, tinggi, putih, dan mata yang biru. Dilihat dari ciri fisik mereka bukan berasal dari ras-ras yang ada di Indonesia, tapi Eropa.


Suku ini diperkirakan berasal dari bangsa Eropa yang kapalnya karam di pesisir Halmahera. Namun dugaan ini juga masih misteri. Apalagi saat ini suku Lingon juga dipercaya sudah punah di daerah Halmahera. Di masa lalu suku Lingon dianggap jahat oleh penduduk lokal, mereka dianggap kanibal dan memiliki sihir. Meski demikian banyak wanita dari suku Lingon yang cantik ditangkap untuk dinikahi.


3. Situs Megalitikum Gunung Padang


Gunung Padang adalah nama sebuah situs megalitikum yang paling besar di Indonesia, bahkan Asia Tenggara. Situs ini memiliki luas wilayah 20 kali luas Borobudur dan ketinggian mencapai 220 meter. Arkeolog sampai saat ini masih ingin menggali dan menemukan fakta tentang siapa saja orang dibalik pembuatan situs ini. Dan berasal dari era mana.

Misteri Gunung Padang masih menjadi buah bibir di kalangan peneliti dan juga traveler. Banyak dari mereka yang meyakini jika usia dari situs ini lebih tua dari Borobudur dan seangkatan dengan piramida di Mesir. Saat ini situs yang terletak di Cianjur, Jawa Barat ini banyak digunakan orang untuk semedi, mencari wangsit, dan lain sebagainya. Situs ini dipercaya memiliki daya magis yang sangat besar.

4. Misteri Suku Berekor dari Kalimantan



Pada tahun 1879 seorang pelancong asal Norwegia bernama Carl Alfred Bock menjelajah Borneo atau Kalimantan. Saat sampai di Kalimantan ia mendapat berita tentang adanya manusia berekor. Akhirnya ia meminta jasa kepada seseorang yang dipercaya melihat dan tahu letak orang berekor yang disebut oleh penduduk lokal dengan “Orang boentoet”.

Lelah mencari akhirnya Carl menyerah. Manusia berekor tak pernah ditemukan. Meski demikian banyak warga lokal yang mengatakan pernah melihat manusia unik ini. Mereka tinggal di hutan dan hanya keluar di saat tertentu. Bertemu dengan makhluk itu adalah sebuah keberuntungan.

5. Piramida Sadahurip di Garut



Sebuah Piramida ternyata juga ditemukan di Indonesia. Orang-orang menyebutnya Gunung Sadahurip dan saat ini telah ditumbuhi banyak tanaman. Piramida ini awalnya dianggap gunung atau bukit biasa oleh penduduk setempat. Namun jika dilihat secara lebih detail, bentuknya mirip limas yang merupakan ciri khas piramida.

Peneliti masih melakukan pemetaan piramida ini. Dugaan sementara menyebutkan jika piramida ini benar-benar buatan manusia. Bahkan usianya melebihi usia Piramida Giza di Mesir yang terkenal sangat megah. Hingga saat ini, piramida ini belum jelas asal-usulnya. Dan bangsa apa yang kira-kira membangunnya.

Itulah misteri dari masa lalu Indonesia yang tak juga bisa dipecahkan hingga sekarang. Sekarang terbukti kan jika Indonesia juga surganya misteri. Peradaban negeri ini di masa lalu meninggalkan jejak yang patut kita buka semuanya. Dengan begitu Indonesia akan lebih bangga dengan sejarahnya.


Apa Kata Dunia yah ? 

"Akan-kah Waduk Jatigede dengan segala Klenik-nya bisa seperti itu???"





Kamis, 05 November 2015

Benda Misterius akan Jatuh Pertengahan Bulan ini, Nopember 2015

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Diberitakan Nature, 23 Oktober 2015 lalu, ilmuwan memprediksi bahwa massa jenis obyek itu rendah dan punya rongga. Jadi, ilmuwan memperkirakan, obyek itu adalah buatan manusia.
Ada beberapa perkiraan tentang asal-muasal obyek. Salah satunya, bisa jadi sampah antariksa itu adalah sisa-sisa dari misi Apollo pada akhir tahun 1960-an.

Sementara awam mungkin takut akan adanya sampah antariksa yang jatuh ke bumi, ilmuwan justru berbahagia. Jatuhnya WT1190F akan dimanfaatkan untuk melatih kemampuan melacak obyek antariksa yang jatuh ke bumi.

Di sekitar bumi, terdapat asteroid-asteroid yang lalu lalang. Ilmuwan menyebutnya "near-earth asteroid". Sewaktu-waktu, asteroid itu bisa jatuh ke bumi dan membahayakan.

Dengan melatih kemampuan melacak asteroid, ilmuwan ke depan bisa melakukan mitigasi bencana yang diakibatkan oleh obyek antariksa, mencegah kasus masa punahnya dinosaurus 56 juta tahun lalu terulang.

"Apa yang kami rencanakan sepertinya bisa berjalan," kata Gerhard Drolshagen, co-manager Badan Antariksa Eropa di Noordwijk, Belanda.

Masyarakat awam sendiri bila beruntung bisa menyaksikan jatuhnya sampah antariksa itu. Sampah itu bisa terlihat seperti meteor ketika jatuh ke bumi.(*)

Sejarah Tarekat di Dunia Islam

SEJARAH TAREKAT DI DUNIA ISLAM
+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++


     TAREKAT pertama kali muncul pada abad ke-6 dan 7 Hijriah, ketika tasawuf menempati posisi penting dalam kehidupan umat Islam dan dijadikan sebagai falsafah hidup.

   Pada periode ini, tasawuf memiliki aturan, prinsip dan sistem khusus. Sedangkan sebelumnya tasawuf dipraktikkan secara individual tanpa adanya ikatan satu sama lain.
Dalam perkembangan selanjutnya, tarekat menjdi semacam organisasi atau perguruan dan kegiatannya pun semakin meluas, tidak terbatas hanya pada zikir dan wirid atau amalan-amalan tertentu saja.

       Bahkan, ada beberapa tarekat yang melibatkan diri dalam kegiatan politik, seperti Tarekat Sanusiyah yang menentang penjajahan Italia di Libya, Tarekat Tijaniyah yang menentang penjajahan Prancis di Afrika Utara, dan Tarekat Safawiyah yang melahirkan kerajaan Safawi di Persia (Iran).

        Selanjutnya tarekat makin berkembang secara luas di berbagai belahan dunia.
Beberapa yang terkenal adalah Qadiriyah, Naqsabandiyah, Syattariyah, Rifaiyyah, Tijaniyah dan Sammaniyah.


Dan di Indonesia sendiri terdapat asosiasi atau organisasi yang membawa tarekat yang mu’tabar (terkenal dan diakui).

1. Bektasyi Bektasyi Veli Kir Sher Turki
2. Bustamiyah Abu Yazid al-Bustami Jabal Bistam Iran
3. Gulsyaniyah Ibrahim Gulsyani Kairo Mesir
4. Haddadiyah Sayid Abdullah bin Alwi Bin Muhammad al-Haddad Hijaz Arab Saudi
5. Idrisiyah Sayid Ahmad bin Idris Bin Muhammad bin Ali Asir Arab Saudi
6. Ightbasyiyah Syamsuddin Magnesia Yunani
7. Jalwatiyah Pir Uftadi Brusa Turki
8. Jamaliyah Jamaluddin Istanbul Turki
9. Kabrawiyah Najmuddin Khurasan Iran
10. Khalwatiyah Umar al-Khalwati Kayseri Turki
11. Maulawiyah Jalaluddin ar-Rumi Konya Anatolia
12. Muradiyah Murad Syami Istanbul Turki
13. Naqsyabandyah Muhammad bin al-Uwaisi Al-Bukhari al-Naqsyabandi Qadri Arifan Turki
14. Niyaziyah Muhammad Niyaz Lemnos Turki
19. Syattariyah Abdullah al-Syattar India
20. Syaziliyah Abul Hasan Ali Al-Syazili Makkah Arab Saudi
21. Qadiriyah Abdul Qadir al-Jailani Baghdad Irak
22. Tijaniyah Abul Abbas Ahmad bin Muhammad At-Tijani Fes Maroko
23. Umm Sunaniyah Syekh Ummi Sunan Istanbul Turki
24. Wahabiyah Muhammad bin Abdul Wahhab Nejd Arab Saudi

25. Zainiyah Zainuddin Kufah Irak

Itulah sekilas sejarah asal muasal Tarekat , dicutat dari Sejarah Islam Abad ke dua dan kutipan Tahun 2015.

Rabu, 04 November 2015

Job.Order CURUGMAS Tahun 2009-2011

=======================================================================
1. Job.Order            : Pasir Sirtu 
    Owner                 : PT.Unggul Sejati Indonesia (USI)
    Mencont              : Jatigede Dam Project
    Dokumentasi       :









2.  Job.Order                 : Pengadaan Compresor
    Owner                     : PT.Waskita Karya (Persero)
    Mencont                  : Jatigede Dam Project
    Dokumentasi           :















TEMBONG AGUNG CIKAL BAKAL KARAJAAN SUMEDANG LARANG

________________________________________________________________________

Kerajaan Sumedang Larang adalah salah satu dari berbagai kerajaan Sunda yang ada di Prov. Jawa Barat, Indonesia. Meski tersimpul nama “Sumedang” namun tidak berarti bahwa Sumedang Larang sama dengan atau serupa dengan Sumedang. Sumedang Larang adalah nama suatu kerajaan, sedangkan Sumedang adalah nama negara induk, suatu kabupatian inti kerajaan Sumedang Larang. Jadi,kerajaan Sumedang Larang mencakup Pamanukan, Indramayu, Sukapura, Bandung, Parakan Muncang, dsb.

Pada abad ke-16 zaman jayanya kerajaan Pakuan Pajajaran,Sumedang Larang merupakan kerajaan daerah atau kerajaan bawahan. Kemudian anta 1575 menjadi kerajaan yang merdeka secara “de facto” karena kekuasaan kerajaan Pajajaran sudah tidak nampak lagi di Sumedang Larang.

Asal Mula Nama
Mulanya kerajaan ini merupakan padepokan Tembong Agung (Tembong = nampak; Agung = luhur) yang didirikan Sanghyang Resi Agung (Aria Bima Raksa) di kampung Muahara, Leuwihideung, Darmaraja. Di sinilah beliau mempersiapkan Adji Putih, puteranya untuk menjadi pemimpin yang tangguh.

Kehadiran padepokan Tembong Agung dapat mendorong terhadap perkembangan keagamaan dan kebudayaan,secara perlahan padepokan tersebut menjadi pusat penyebaran agama dan budaya Sunda. Dalam perkembangannya menjadi kerajaan Tembong Agung,didirikan oleh Prabu Guru Adji Putih pada saat purnama bulan Muharram, dengan menobatkan Adji Putih sebagai pemangku kerajaan Tembong Agung(pada abad ke-XII).

Beliau menikah dengan Dewi Nawang Wulan (keturunan kerajaan Galuh) dan dikaruniai 4 putera, yaitu: Bratakusumah, Sokawayana, Harisdarma dan Langlangbuana.
Ketika Bratakusumah disuruh ayahnya bertapa di gunung Nurmala selama 21 hari 21 malam,pada malam ke-21 beliau melihat segumpal sinar turun ke bumi,berputar-putar di atas gunung,menukik di sekitar pertapaan. Gumpalan sinar menyembur ke setiap arah hingga pertapaan terang benderang.

Bratakusumah berkata pada pengawalnya:”insun medangan larang tapa”(aku melihat cahaya terang benderang di petapaan).

Pada hari k-21, Bratakusumah dipanggil ayahnya dan pada saat terang bulan dinobatkan menjadi Pemangku Kerajaan Tembong Agung dengan gelar Prabu Tadjimalela. Beliau mengganti nama kerajaan menjadi Sudang Larang (dari kata insun medangan larang tapa) yang akhirnya hingga kini pengucapannya menjadi Sumedang.

Pada acara haol para ulama/sesepuh Kaum, SMD tahun 2006, KH.Muhyiddin AQA MA berkata bahwa Sumedang berasal dari kata ”shomadan” (salah satu asmaul husna), artinya yang dibutuhkan (tempat meminta)

===========================================================


Cikal Bakal Kerajaan Sumedanglarang
1. Sanghyang Resi Agung (Aria Bima Raksa)
Berdasarkan sumber historiografi tradisional cikal bakal berdirinya kerajaan Sumedanglarang berawal dari kerajaan Tembong Agung (Tembong artinya nampak dan Agung artinya luhur).

Berdirinya kerajaan Tembong Agung sangat erat kaitannya dengan kerajaan Galuh Pakuan yang didirikan oleh Wretikandayun
Prabu Wertikendayun penguasa kerajaan Galuh Purwa mempersunting Ratu Candraresmi melahirkan tiga putra yang bernama:

1. Sempak waja, yang menjadi penguasa Saunggalah 
2. Jantaka, penguasa denuh
3. Mandiminyak yang menjadi penerus Galuh


Mandiminyak mempunyai kesempurnaan dibandingkan saudaranya Sempakwaja dan Jantaka yang lahir dalam keadaan cacat fisik, Mandimiyak pemuda yang Tampan rupawan, Cerdas,dan memiliki bakat kepemimpinan sehingga timbul kecemburuan saudara-saudaranya setelah mandiminyak menikah dengan putri cantik rupawan.

Untuk mengobati kecemburuan Sempakwaja dan Jantaka maka Prabu Wertikendayun menikahkan Sempakwaja dengan Pwah Rababu persembahan dari kerajaan Saunggalah dan setelah menikah sempakwaja bermukim di Galunggung dan melahirkan putra PURBASORA.
Sedangkan Jantaka dinikahkan dengan Dewi Sawitri, setelah menikah Jantaka serta Dewi Sawitri mengikuti Sempakwaja bermukim di Galunggung karena merasa tidak layak tinggal di istana pindah ke Denuh dan melahirkan BIMARAKSA alias Aki Balagantrang nama yang termashur ditatar sunda.

Prabu Mandiminyak lengser keprabon kemudian menobatkan BRATASENAWA (Sangsena) menjadi pemangku kerajaan Galuh, penobatan tersebut mendapat reaksi dari kalangan pengagung,karena Bratasenawa lahir tidak melalui perkawinan yang syah, tetapi hasil perselingkuhan Prabu Mandiminyak dengan Pwah Rababu istri Sempakwaja yang tidak lain kakak iparnya Prabu mandiminyak sendiri.

Arya Bimaraksa dan Purbasora menyusun pasukan dengan merekrut rakyat limbangan dan sumedang bergabung dengan pasukan Purbasora lalu menyerbu istana Galuh.
Sehingga terjadi perang saudara dan Purbasora berhasil merebut istana Galuh namun Bratasenawa berhasil meloloskan diri ke gunung Merapu sehingga selamat dari gempuran Pasukan Purbasora.

Setelah Istana Galuh dikuasai Purbasora menjadi pemangku kerajaan kemudian mengangkat Arya Bimaraksa menjadi Patih dan menikah dengan Dewi Komalasari dan hasil pernikahannya melahirkan :
1. Adji Putih 
2. Usoro 
3. Siti putih 
4. Sekar Kencana


Diawal kekuasaanya Purbasora mengikis habis pengikut Bratasenawa, Sementara Bratasenawa mendapa bantuan politik dari penguasa Kerajaan Kalingga utara,Kemudian Candraresmi menobatkan Bratasenawa menjadi Pemangku kerajaan Kalinggautara kemudian menikah dengan Sanaha melahirkan Raden Sanjaya, Kehadiran Sandjaya diKalingga utara membuat kekhawatiran Prabu Purbasora bahwa Sandjaya akan membalas dendam kekalahan ayahnya Bratasenawa sebagai penguasa sah Galuh.

Dugaan tersebut menjadi kenyataan Istana Galuh diserang oleh pasukan Sandjaya didalam pertempuran Prabu Purbasora diusia tuanya gugur ditangan Sandjaya.
Sedangkan Patih Bimaraksa beserta keluarganya berhasil meloloskan diri kedalam hutan belantara dan pasukan sondjaya kehilangan Jejak Patih Bimaraksa.Patih Bimaraksa beserta keluarganya melakukan perjalanan yang sangat jauh kearah utara melintasi hutan lebat dan melintasi gunung penuh. Mandalasakti, Gunung SangkanJaya, Gunung Nurmala dan berakhir dikampung Muhara Leuwi Hideung Darmaraja. Disanalah Bimaraksa mendirikan Padepokan Tembong Agung sekaligus mendidik putranya Adji putih yang dipersiapkan sebagai Pemimpin yang tangguh.

Berdirinyanya kerajaan Tembong Agung Menarik Simpati para resi tatar sunda agar bisa mengatasi ambisi Prabu Sandjaya merebut dan menaklukan kerajaan-kerajaan berpengaruh ditatar sunda. Prabu Sandjaya berhasil menggabungkan kerajaan MedangJati, kerajaan Indraprahasta dan kerajaan Galuh. Kemudian mengangkat Patih Saunggalah (Kuningan) yaitu Wijayakusumah menjadi pemangku kerajaan Galuh. 

Sementara Sanjaya pergi ke arah timur (Bhumi Mataram) dan mendirikan kerajaan (Wangsa Sanjaya), Namun tidak berlangsung lama berkuasa kemudian Wijaya Kusumah digantikan oleh Prabu Permadikusumah.


Diawal kekuasanya memindahkan kerajaan/keraton Galuh ke daerah Bojong Galuh Karang Kamulyan (Ciamis) kemudian mengangkat patih Agung Arya Bimaraksa, dan mengangkat Tamperan Barmawijaya (putra Prabu Sandjaya) menjadi mentri muda kedudukanya sebagai Strategis Tempur/Perang.
Hubungan Prabu Permadikusumah dengan Patih Arya Bimaraksa bertambah dekat dan Harmonis setelah menikahkan Dewi Naganingrum keturunan Prabu Purbasora untuk mengikis persetruan saudara dimasa lalu.


Kehadiran Bimaraksa diistana Galuh punya peranan cukup besar dalam perkembangan kerajaan Galuh yang semakin besar besar pengaruh dan disegani kerajaan-kerajaan ditatar sunda. Karena Arya Bimaraksa sangatlah matang dibidang ketatanegaraan,keagamaan dan budaya sunda dan mendapat anugerah dengan sebutan Tribuana Tangtu Artinya: Tiga Perkara yang dapat menentukan baik dan buruk sebuah negara yaitu:
1. Rama = Sosok yang dituakan sebagai penasihat kerajaan
2. Resi = Sosok yang dipandang berwibawa dan menguasai ilmu hukum dan kepemimpinan, tugasnya mengawal dan mengarahkan jalanya pemerintahan.
3. Ratu = Pemimpin Pemerintahan


Namun Terjadi pergantian kekuasaan oleh Prabu Tamperan Barmawijaya (Arya Kebonan) putra Sanjaya. Pasukan sunda ingin menghilangkan sisa-sisa orang Galuh yang berpengaruh akibatnya terjadi pertempuran.

Ki Balagantrang (Arya Bimaraksa) berhasil meloloskan diri dari pasukan Sunda pada malam pembinasaan Prabu Purbasora oleh Rakai Sanjaya kemudian tinggal di Geger Sunten (sekarang kampung Sodong Desa Tambaksari Kecamatan Rancah, Ciamis).

Ki Balagantrang berserta pengikutnya berupaya menghimpun kekuatan untuk merebut kembali Galuh dari tangan Keturunan Sanjaya. Sebagai patih kawakan dan cucu Prabu Wretikandayun, Balagantrang mudah memperoleh pengikut dan pendukung, akhirnya Ki Balangantrang berhasil mendekati cicitnya Sang Manarah (Ciung Wanara) melalui tangan Manarah ini Ki Balagantrang berhasil merebut Galuh kembali, serangan dilakukan ketika diadakan acara sabung ayam (panyawungan) kerajaan (antara Ciung Wanara dan Tamperan Barmawijaya) putra Sanjaya.

Ketika akan melangsungkan persiapkan serangan ke Galuh, putra Ki Balagantrang yaitu Guru Aji Putih mendirikan kerajaan Tembong Agung di Sumedang dan menjadi kerajaan bawahan Galuh.
Setelah berhasil merebut Galuh, tahta kerajaan diserahkan kepada Manarah dan Ki Balagantrang/Aria Bimaraksa pesiun sebagai patih Galuh. Dan menjadi Resi Batara Agung.
Ki Balagantrang mempunyai beberapa orang anak yang salah satunya Guru Aji Putih Dalam Kitab Waruga Jagat bahwa Prabu Guru Aji Putih merupakan putra dari Ratu Komara keturunan Baginda Syah, putra Nabi Nuh yang ke-10.

Prabu Guru Aji Putih awalnya mendirikan padepokan di Citembong Agung Girang Kecamatan Ganeas Sumedang kemudian pindah ke kampung Muhara Desa Leuwi Hideung Kecamatan Darmaraja kemudian mendirikan kerajaan Tembong Agung.

Prabu Guru Aji Putih dari hasil pernikahan dengan Dewi Nawang Wulan (Ratna Inten) memiliki empat orang putra; yang sulung bernama Batara Kusumah atau Batara Tuntang Buana yang dikenal juga sebagai Prabu Tajimalela .yang kedua Sakawayana alias Aji Saka, yang ketiga Haris Darma dan yang terakhir Jagat Buana yang dikenal Langlang Buana.

Kemunculan kerajaan Tembong Agung mulai diperhitungkan oleh kerajaan lain, Tembong Agung mendapat pengakuan dan dukungan penuh dari Galuh, sebab Dewi Nawang Wulan adalah keponakan dari Prabu Purbasora selain kedudukan Aria Bimaraksa sebagai Maha Patih mempunyai peranan penting di Galuh sehingga memberikan pengaruh yang besar kepada Tembong Agung, selain itu pengakuan diberikan pula Prabu Resi Demunawan penguasa kerajaan Saung Galah, Resi Demunawan merupakan putera dari Prabu Batara Sempakwaja. Serta penguasa Galuh (Hariang Banga dan Sang Manarah).

Prabu Aji Putih kemudian menyerahkan tahta kepada Prabu Tajimalela (Bratakusumah/Cakrabuana/Pancarbuana/Darmawisesa/Resi Tungtang Buana), setelah itu Prabu Aji Putih menjadi Resi di Bagala Asih Panyipuhan di Cipeueut, Prabu Guru Aji Putih menjadi maha guru Prabu Guru Aji Putih menganut ajaran Sunda Wiwitan/Agama Sunda (Sunda=Suci) yang mengakui Sang Pencipta itu tunggal. Agama Sunda sudah dianut oleh masyarakat Sunda kuna sebelum agama Hindu menyebar di tatar Sunda dan sudah ada sebelum Dewarman bertahta di Salakanagara (130 – 168).

Agama Sunda/Sunda wiwitan menganut faham Monotheisme (Satu Tuhan) seperti digambarkan dalam Pantun Bogor : “Nya INYANA anu muhung di ayana, aya tanpa rupa aya tanpa waruga, hanteu kaambeu-ambeu acan, tapi wasa maha kawasa di sagala karep inyana”. Dalam Sahadat Pajajaran bahwa inti ajaran Agama Sunda hampir mirip dengan Surat Al Ikhlas.
Agama Sunda memberikan ajaran tentang proses hidup manusia sejak lahir, hidup, mati dan menitis secara reinkarnasi. Pada hakekatnya ajaran Agama Sunda mengajarkan “Orang Sunda kudu Nyunda”.

Prabu Guru Haji Aji Putih menciptakan beberapa karya sastra yang bernafaskan Islam salah satunya Ilmu Kacipakuan, Sir Budi Cipta Rasa, Sir Rasa Papan Raga, Dzat Marifat Wujud Kula, Maring Purbawisesa, Terahwisesa, Ratu Galuh (Getaran jiwa adalah untuk menciptakan perasaan, perasaan untuk menghidupkan jasmani. Dzat untuk mengetahui diri sendiri, untuk mendekatkan diri dengan Tuhan pencipta alam semesta, untuk mengetahui sifat-sifat Tuhan dan mengetahui hati nurani, Cahaya Hati/Nurani).

Ketika Prabu Aji Putih sedang berkotemplasi di Cipeueut beliau mendengarkan suara tanpa wujud yang menginformasikan, “suatu saat kearifan akan muncul dari pintu Mekah sampai ke Pulau Ujung, Orang berbondong-bondong mencari kearifan, namun mereka tidak tahu Arif seperti apa”. Prabu Aji Putih bersama istrinya mengikuti petunjuk dan pergi ke Tanah Suci Mekah dan bertemu dengan Sayidina Ali. Prabu Aji Putih kemudian berguru ilmu tarikat, syariat, hakikat, dan marifat lalu masuk Islam dan kemudian naik haji, beliau kemudian bergelar Haji Purwa Darmaraja, haji pertama di Darmaraja. Sebelum pulang Prabu Aji Putih disuruh membuat masjid dan tujuh tempat wudlu. Ketika Pulang ke Darmaraja beliau mendirikan Masjid di Gunung Masigit dan Tujuh tempat wudlu di tujuh muara sungai Cimanuk yang diberi nama Cikajayaan, Cikahuripan, Cilemahtamba, Cikawedukan, Cikatimbulan, Cimaraja, dan Cisundajaya.

Prabu Aji Putih setelah kembali ke Padepokan Cipeueut Bagala Asih Panyipuhan kemudian merubah namanya menjadi Kabuyutan Cipaku, Cipaku Pakuning Alam, mengajarkan Islam dari mulai Ilmu Tauhid atau Ilmu Cipaku yaitu mendekatkan diri dengan Tuhan atau disebut Marifat. Ilmu Marifat Cipaku dikenal dengan Ilmu Cipaku, “Sir budi cipta rasa, sir raga papan rasa, dzat marifat wujud kaula maring Alloh, maring malaikat, maring khodan karomah suci, maring isun sajerning urip, lailahailalloh muhamaddarosululloh”, dari sanalah para murid Prabu Aji Putih mulai mengenal Islam dan menyebutnya Agama Suci.

Prabu Guru Haji Aji Putih (Eyang Haji) dikenal juga dengan ilmu Haji Bathin, karena Abad ke-7 sangat sulit untuk pergi ke Tanah Suci Mekah dan juga apabila ada saudara, tetangga, atau di sekitar kampung terdapat yang masih sengsara sandang, pangan, dan papan maka tidak perlu pergi ke Tanah Suci naik Haji sepertinya dirinya tapi cukup Haji Bathin saja, untuk sementara diwakilkan oleh Eyang Haji, lebih penting menolong yang lebih membutuhkan dahulu. Hal tersebut tentu sejalan dengan Rukun Islam yang kita ketahui pertama adalah syahadat, kedua shalat, ketiga puasa, ke empat shodakoh, ke lima naik haji ke Baitulloh.
Zaman sekarang justru terbaik orang berbondong-bondong naik haji ke tempat Suci ingin bergelar Haji kadang tidak melirik saudara dan lingkungan disekelilingnya yang masih kesulitan dan kesusahan.

Sejalan dengan Rukun Islam tentang pentingnya Syahadat Eyang Haji pun Abad ke-7 sudah berfikir begitu pentingnya pemahaman tentang Syahadat agar menjadi Ikrar Raga dan Bathin bahwa kita manusia berserah diri kepada Alloh SWT Tuhan Semesta Alam.
Eyang Haji kemudian mengajarkan Ilmu Marifat Cipaku yaitu, “Sang kuncung batara wenang, sanika ku Alloh langit ngait jagat rapak, tarima badan kaula sirna adam, Hu Alloh, Hu Alloh, Hu Alloh, Hu Alloh, lailahaillalloh muhammaddarosululloh.”
Hartosna: 
"sang teh hiji, kuncung buuk dina embun-embunan ngacung ka luhur, batara hartina maha pinter, sari sanika tegesna pangersana, langit kawas dikaitkeun, jagat kawas diamparkeun, tumampa yen kaula hirup sanggeusna adam mulang ka alam langgeng. Alloh Maha Agung, teu aya deui nu wajib di sembah lintang ti Alloh, muhamad rosul Alloh. Artinya kita berserah diri dari ujung rambut yang paling atas sampai seluruh badan hanya kepada Alloh SWT yang wajib disembah.

Bagi Eyang Haji sesuai rukun Islam yang paling penting adalah Sahadatnya atau Ikrarnya untuk memahami diri manusia sebagai Mahluk Ciptaan Alloh SWT oleh karenanya beliau membuat Sahadat Darmaraja untuk para Raja yang ingin mengabdikan diri menjadi Raja (Darma = Bakti, dan Raja Pemimpin), “Nu nangtung tampa kurungan, teu hérang tampa karangan, nu ngadeg di sanghyang téja henteu aya di buana panca tengah, deg, deg, deg, deg, deg, pancakomara. Lailahailalloh muhammadurrosululloh.
Hartina :
"nu ngadeg taya wujudna, nu herang taya wadahna, nu ngadeg di alam lelemut teu aya di alam manusa, panceugkeun lama kawibawaan. Teu aya anu wajib disembah lintang Alloh, Muhamad utusan Alloh. Artinya adalah bahwa ketika menjadi Raja harus mengukuhkan kewibawaan dengan cara berserah diri kepada Alloh SWT. Eyang Haji mengajarkan Ilmu Marifat tersebut di Situs Cipeueut Aji Putih.

Dalam Babad Darmaraja diceritakan setelah mengetahui adanya agama baru (Islam) yang hampir mirip dengan Agama Sunda maka Prabu Guru Aji Putih berangkat menuju Mekkah untuk menpendalam Agama Islam, sehingga Prabu Guru Aji Putih dikenal juga sebagai Prabu Guru Haji Aji Putih atau Haji Purwa Sumedang yang berarti orang Sumedang pertama berangkat Haji. Prabu Guru Haji Aji Putih adalah orang jawa yang masuk islam dan berdakwah di wilayah bawahan kerajaan Sunda Galuh.

Setelah wafat Prabu Guru Haji Aji Putih dimakamkan di Situs Astana Cipeueut terletak di Kampung Cipeueut Desa Cipaku Kecamatan Darmaraja Sumedang. Makam Prabu Guru Haji Putih terletak tak jauh dari makam ayahnya Sanghyang Resi Agung (Arya Bimaraksa) dan Dewi Nawang Wulan istrinya.

===========================================================


Tembong Agung Dalam Babad Darmaraja
Dalam Babon Darmaraja yang datang pertama kali ke wilayah yang sekarang dinamai Darmaraja itu adalah kaum awam antara lain pemburu hewan dan pengembara. Mereka hidup disana kemudian datang juga golongna resi yang menyebarkan agama.
Salah satu yang datang ke tempat itu Sanghiyang Resi Agung dari Nagri Galuh dan membuat padepokan di Cipeueut (Desa Cipaku Darmaraja, red) pinggir Sungai Cimanuk. Kemudian datang juga Guru Aji Putih ke tempat yang kini bernama Leuwihideung. Saat itulah mulai berdiri kerajaan Tembong Agung.

Guru Aji Putih inilah yang menyebarkan agama Islam di Sumedang dan dia adalah orang pertama yang bergelar haji karena berangkat ke Mekah untuk memperdalam agama Islam. Nama Aji Putih pun berubah menjadi Guru Haji Aji Putih atau Haji Darmaraja. Makam Prabu guru Aji Putih itu kini berada di Pajaratan Landeuh Desa Cipaku.

Sumedanglarang sendiri muncul saat Tajimalela berkuasa di wilayah ini. Tajimalela saat itu berseru Insun Medal Madangan ketika selesai bertapa brata. Namun tak ada yang pasti apa arti kalimat itu. “Dari cerita-cerita di masyarakat maksudnya kula lahir di tempat ieu (madangan=tempat nyampurnakeun). Nama itu berubah melalui proses nasal (istilah basa) Sumedang Rarang dan menjadi Sumedang Larang,” kata Dharmawan yang lebih dikenal dengan nama Aki Wangsa yang juga pengarang buku Rucatan Budaya Bumi Sumedang.

Tajimela ini kemudian menyerahkan kekuasan kepada ketiga anaknya Sunan Ulun, Prabu Lembu Agung dan Prabu Gajah Agung yang akan menjadi raja dengan menyebutkan siapa yang membelah dewegan (kelapa muda) dan ada airnya dialah yang nanti menjadi raja setelah mereka sebelumnya bertapa. “Ternyata yang membuka dewegan ada airnya itu Prabu Lembu Agung tetapi ia menolak menjadi raja karena sesuai tradisi yang menjadi raja yang tertua,” katanya dan terjadi perkelahian karena tidak mau menjadi raja itu.

Namun akhirnya Tajimalela dan ketiga anaknya bermusyawarah dan memutuskan Prabu Lembu Agung yang menjadi raja. “Dari Prabu Lembu Agung inilah keluar kata lisan Darma Ngarajaan (hanya sekedar menjadi simbol raja saja, red) yang akhirnya menjadi daerah Darmaraja,” katanya. Kini Makam Prabu Lembu Agung berada di Astana Gede Desa Cipaku Kecamatan Darmaraja.

Sementara Tajimalela akhirnya bertapa ke Gunung Lingga hingga akhir hayatnya dan makamnya juga berada di puncak Gunung Lingga Desa Cimarga, Kecamatan Cisitu. Kerajaan Sumedang Larang kian maju pesat dan akhirnya memintahkan keraton kerajaanya dari Leuwihideung ke Ciguling Pasanggrahan dan dilanjutkan ke Kutamaya.

===========================================================


Kutipan Tembong Agung Koran Pikiran Rakyat
Awalnya, yang pertama mendirikan kerajaan di daerah Sumedang yaitu Dewa Guru Haji Putih, sekitar 1479 Masehi. Ia merupakan saudara dari Prabu Sri Baduga Maharaja, Prabu Siliwangi I, keturunan raja-raja Galuh. Dengan nama Kerajaan Tembong Agung yang berpusat pemerintahan di Leuwihideung, Darmaraja, Prabu Dewa Guru Haji Putih memiliki putra bernama Prabu Tajimalela yang kemudian meneruskan ayahnya bertahta di Kerajaan Tembong Agung, tahun 1479-1492. Kerajaan Tembong Agung ini lah, sebagai cikal bakal berdirinya kerajaan Sumedanglarang.

Ditinjau dari segi asal usul kata (etimologi), Sumedanglarang berarti 'Tanah luas bagus yang jarang bandingannya', rangkaian dari Su = bagus, Medang = luas dan Larang = jarang bandingannya. Sedangkan nama kerajaan Sumedanglarang, berawal dari nama Sumedang yang berarti 'aku lahir untuk memberi penerangan'. Insun Medal = aku lahir, Insun Medangan = aku memberi penerangan yang saat itu diucapkan Prabu Tajimalela saat terjadi keajaiban alam, ketika langit menjadi terang benderang oleh cahaya melengkung menyerupai selendang (malela).

Konon, menurut legenda, Prabu Tajimalela yang bergelar Batara Tuntang Buana atau Resi Cakrabuana, saat itu memiliki tiga orang putra, masing-masing Prabu Lembu Agung, Prabu Gajah Agung, dan Sunan Geusan Ulun. Berdasarkan naskah "Layang Darmaraja", untuk menyerahkan tahta kerajaan kepada salah seorang putranya, Prabu Tajimalela mengadakan sebuah ujian untuk Prabu Gajah Agung dan Prabu Lembu Agung, tapi kedua putranya itu ternyata tidak berkehendak menjadi raja.

Meski Prabu Gajah Agung menyarankan Prabu Lembu Agung yang menjadi raja, Prabu Lembu Agung malah menyerahkan agar adiknya yang menjadi raja. Akhirnya, Prabu Tajimalela memerintahkan kedua putranya itu menuju Gunung Sangkan Jaya dan menyuruh keduanya menunggui "sebilah pedang" dan sebuah "kelapa muda". Saat menjalankan amanat itu, Prabu Gajah Agung yang tak kuasa menahan dahaga, mengupas kelapa muda itu dan langsung meminumnya. Tindakan itu, sempat diketahui oleh ayahnya, Prabu Tajimalela sehingga memutuskan Prabu Gajah Agung yang menjadi raja di Sumedanglarang, dengan syarat harus mencari ibukota sendiri.

Atas titah ayahnya, Prabu Gajah Agung (Atmadibrata), selanjutnya memindahkan lokasi ibukota dari Leuwihideung, Darmaraja ke Ciguling, Pasanggrahan, Sumedang Selatan. Karena itu, ia disebut juga Prabu Pagulingan. Ia dikenal memiliki keris yang sangat ampuh dengan nama Ki Dukun. Pusaka Keris ini, sampai sekarang masih tersimpan di Museum Prabu Geusan Ulun. Namun, Prabu Gajah Agung yang memerintah antara 1492-1502, akhirnya wafat dan dimakamkan di Cicanting Darmaraja. Dua putranya, terdiri Ratu Isteri Rajamantri yang dipersunting Prabu Siliwangi Ratu Dewata (cucu Prabu Siliwangi I) dan Sunan Guling (Mertalaya) yang meneruskan menjadi raja Sumedanglarang (1502-1515).

Sementara itu, Prabu Lembu Agung meneruskan menjadi raja di Tembong Agung. Namun, tidak berlangsung lama. Ia disebut Prabu Peteng Aji dan seperti halnya Putra ketiga Prabu Tajimalela, Sunan Geusan Ulun memilih menjadi seorang petapa/resi. Ia kemudian menurunkan keturunan yang tersebar di Limbangan, Karawang, dan Brebes. Sunan Guling, kemudian digantikan putranya, Sunan Tuakan (Tirta Kusuma) dan setelah wafat digantikan putrinya bernama Nyi Mas Ratu Dituakan yang menikah dengan Sunan Corenda, cucu Prabu Siliwangi Ratu Dewata.

"Urang Sumedang tong poho "Ka-sumedangan-na" cag ah...braya"