Puluhan Situs Sejarah
Sumedang Siap
Ditenggelamkan Jatigede
=====================================
Kawasan Bendungan
Jatigede, Sumedang, rencananya akan segera beroperasi 1 Agustus 2015. Akan
menenggelamkan 28 desa di wilayah Sumedang dan akan mengairi 90 ribu hektar
lahan pertanian dengan pembangkit listrik mencapai 110 MW.
Presiden Joko
Widodo ingin segera mengaktifkan Waduk Jatigede. Tenggat waktu yang diberikan
Jokowi adalah 1 Agustus 2015. Rencananya pada waktu yang telah ditentukan pintu
air segera ditutup dan area bendungan mulai digenangi. Lama penggenangan
nantinya nyaris memakan waktu 200 hari untuk bisa memenuhi waduk seluas nyaris
lima ribu hektare itu.
Saat ini meski pembangunan secara fisik sudah rampung, namun dampak persoalan
sosial belum juga usai. Soal pembayaran ganti rugi, ada nyaris 11 ribu kepala
keluarga yang harus diselesaikan, termasuk 12 ribu komplain mengenai
penggantian. Perihal relokasi pun belum tertangani dengan baik.
Di luar persoalan itu semua, proyek Jatigede menyimpan masalah lain yang kurang
pelik, yakni soal situs-situs sejarah kuno Kerajaan Sumedang Larang yang berada
di daerah yang terkena dampak Proyek Jatigede.
Wakil Bupati
Sumedang Eka Setiawan mengaku telah melakukan rembuk desa dengan warga setempat
terkait penyelamatan situs-situs bersejarah Sumedang. Berikut situs-situs yang
akan tenggelam dalam tiga bulan ke depan jika Presiden Jokowi jadi menutup
pintu air Jatigede, pada 1 Agustus 2015:
1. Situs Leuwiloa, berupa makam kuna
(keramat) Embah Wacana, yang berlokasi di
Kampung Leuwiloa, Desa Leuwihideung, Kecamatan Darmaraja.
2. Situs Nangewer, berupa makam kuna
(keramat) Embah Mohammad Abrul Saka, yang berlokasi di Kampung Nangewer, Desa
Leuwihideung, Kecamatan Darmaraja.
3. Situs Tembongagung, bekas-bekas
kerajaan Tembongagung yang sudah sulit dikenali, hanya ditemukan sebaran
keramik Cina dari masa Dinasti Ming, yang berlokasi di Kampung Muhara, Desa Leuwihideung,
Kecamatan Darmaraja.
4. Situs Pasir Limus, merupakan
kompleks makam kuna Eyang Jamanggala, Eyang Istri Ratna Komala Inten, Eyang
Jayaraksa (Eyang Nanti), dan makam lain. Di sebelah timur kedua makam ini
terdapat monolit. Diduga ada tatanan batu membentuk bangunan berundak. Makam
ini disebut juga petilasan Tilem.
5. Situs Muhara, berupa makam
keramat Eyang Marapati dan Eyang Martapati, yang berada di Desa Leuwihideung,
Kecamatan Darmaraja.
6. Situs Marongpong, berupa makam
keramat Embah Sutadiangga dan Embah Jayadiningrat, pendiri Kampung Cihideung,
yang berlokasi di Desa Leuwihideung, Kecamatan Darmaraja.
7. Situs Nangkod, makam Embah
Janggot Jaya Prakosa, yang berlokasi di Kampung Nangkod Desa Leuwihideung,
Kecamatan Darmaraja.
8. Situs Sawah Jambe, berupa tiga batu
berdiri (menhir) yang terletak di wilayah kampung Sawah Jambe, Desa Leuwihideung,
Kecamatan Darmaraja.
9. Situs Lameta, berupa makam
keramat Embah Dira dan Embah Toa, pendatang dari Betawi yang membedah aliran
Cihaliwung dan Cisadane. Tokoh ini juga diceritakan
sebagai orang (tempat lalandong/berobat) Prabu Siliwangi. Situs Lameta berada
di pemukiman penduduk Kampung Lameta Desa Leuwihideung, Kecamatan Darmaraja;
10. Situs Betok, kompleks makam
yang berlokasi di Kampung Betok, Desa Leuwihideung, Kecamatan Darmaraja
11. Situs Tanjungsari, berupa kompleks
makam kuna Embah H. Dalem Santapura bin Betara Sakti, penyebar agama Islam di
Darmaraja, dengan enam makam putranya, yang berlokasi di Dusun Kebon Tiwu, Desa
Cibogo, Kecamatan Darmaraja. Di lokasi ini juga terdapat makam Demang Patih
Mangkupraja, Patih Sumedang semasa Pangeran Kornel, dan makam-makam para juru
kunci. Dekat situs terdapat sumur kuna yang disebut Cikahuripan.
12. Situs Munjul, berupa kompleks
makam dengan makam utama Singadipa, yang berlokasi di Kampung Munjul, Desa Sukamenak,
Kecamatan Darmaraja;
13. Situs Keramat Eretan, berupa makam
keramat Embah Geulis, istri Prabu Gajah Agung, dan makam-makam lainnya yang
berlokasi di Kampung Cisurat, Desa Cisurat, Kecamatan Wado.
14. Situs Cipawenang, yakni mata air
yang dikeramatkan. Situs ini berada di Kampung Cigangsa, Desa Pawenang,
Kecamatan Wado. Konon mata air ini dibuat secara ajaib oleh Nyi Mas Ratu Asih,
putri dari Kerajaan Nunuk di Majalengka.
15. Situs Cigangsa, berupa kompleks
makam umum yang masih difungsikan hingga sekarang. Pada bagian yang paling atas
terdapat kelompok makam yang dikeramatkan, di mana terdapat makam utama yaitu
makam Embah Dalem Raden Arya Wangsa Dinaya. Situs berlokasi di Kampung Cigangsa
Desa Pawenang, Kecamatan Wado.
16. Situs Gagak Sangkur, berupa makam
keramat Raden Aria Sutadinata ( berasal dari Banten) yang berlokasi di Kampung
Sundulan, Desa Padajaya, Kecamatan Wado.
17. Situs Tulang Gintung, berupa makam
keramat Eyang Haji Rarasakti atau Jayasakti yang berlokasi di Pasir Leutik,
Kampung Sundulan, Desa Padajaya, Kecamatan-Wado.
18. Situs Keramat Gunung
Penuh, berupa makam keramat Tresna Putih, yang berlokasi di Kampung Bantarawi,
Desa Padajaya, Kecamatan Wado.
19. Situs Keramat Buah
Ngariung, makam Embah Wangsapraja, penyebar Islam di Buah
Ngariung, yang berlokasi di Kampung Buah Ngariung, Desa Padajaya, Kecamatan
Wado.
20. Situs Curug Mas, berupa tiga objek,
yaitu pertama, kompleks makam Embah Dalem Panungtung Haji Putih
Sungklanglarang, penyebar agama Islam dari Kesultanan Mataram dan makam
pengikutnya yang bernama Angling Dharma, kedua, air terjun Curug Mas yang
diyakini sebagi tempat menyimpan bokor emas, bakakak (ayam dibelah) emas, dan
tumpeng emas; dan ketiga, sumur keramat yang dinamai Sumur Bandung. Situs ini
berlokasi di Kampung Cadasngampar, Desa Sukakersa, Kecamatan Jatigede.
21. Situs Cadasngampar, berupa komplek
makam Aki Angkrih, pendatang dari Sumatra yang mendirikan Kampung Cadasngampar,
dan makam keluarganya, yaitu makam Aki Angkrih, Nini Angkrih, Aki Kulo, dan
Nini Kulo. Situs ini terletak di Dusun Cadasngampar, Desa Sukakersa, Kecamatan
Jatigede.
22. Situs Tanjakan Embah, berupa makam
keramat Embah Jagadiwangsa dan Embah Sadaya Pralaya, yang berlokasi di Desa
Jemah, Kecamatan Jatigede
23. Situs Sukagalih, berupa lima makam
yang dilengkapi bangunan cungkup. Tokoh utama yang dimakamkan adalah pendiri
desa ini yaitu Eyang Akung. Di sebelah baratnya adalah makam istrinya,
selanjutnya Aki Gading dan dua makam lagi tidak diketahui namanya. Situs ini
berlokasi di Dusun Sukagalih, Desa Jemah, Kecamatan Jatigede.
24. Situs Keramat Aji
Putih. Situs yang berada di Kampung Cipeueut, Desa Cipaku, Kecamatan Darmaraja
ini berupa makam Ratu Ratna Inten Nawangwulan, makam Prabu Aji Putih, dan makam
Resi Agung.
- Makam Ratu Ratna Inten Nawangwulan.
Lokasi objek terletak di tengah persawahan Makam Ratu Ratna Inten Nawangwulan
(istri Prabu Aji Putih) sampai sekarang masih dikeramatkan oleh penduduk dan
masih diziarahi orang, baik penduduk setempat maupun dari luar dengan berbagai
keperluan.
- Makam Prabu Aji Putih. Lokasi makam
terletak di sebelah timur laut makam Ratu Ratna Inten Nawangwulan. Objek berupa
makam yang terletak di puncak bukit. Bukit tersebut dikelilingi oleh parit dan
tidak jauh dari Sungai Cibayawak.
- Makam Resi Agung. Lokasi makam terletak
di puncak bukit sebelah utara makam Prabu Aji Putih. Makam tersebut merupakan
makam guru Prabu Aji Putih, pendiri Kerajaan Tembongagung. Makam masih
dikeramatkan dan diziarahi oleh masyarakat setempat dan dari luar.
25. Situs Astana Gede
Cipeueut. Secara administratif situs terletak di Kampung
Cipeueut, Desa Cipaku, Kecamatan Darmaraja. Lokasi situs terletak di pinggir
jalan masuk ke Desa Cipaku dan menyatu dengan pemakaman umum warga setempat. Di
situs ini terdapat tiga objek berupa makam Raja Sumedanglarang, Prabu Lembu
Agung, Embah Jalul, dan istri Prabu Lembu Agung.
______________________________________
_____________________________
____________________
Sejarah merupakan pegangan keteladanan dan juga akan menjadikan Kita selalu ingat kepada leluhur Kita, sebagaimana rasa menghormati Kita maka marilah Kita melestarikan sejarah untuk regenerasi Kita dimasa yang akan datang.
BalasHapus